Emosi dan marah adalah naluriah manusia dimanapun berada. Ini bisa disebabkan beragam penyebab yang memicu seseorang terpancing amarahnya, entah itu karena ucapan, tindakan, atau kejadian. Imbas dari kemarahan tersebut lahirlah istilah atau kosakata yang uniknya setiap penutur bahasa di manapun memilikinya. Tak terkecuali penutur bahasa Sunda.
Yang pertama mungkin harus kita pahami dalam penggunaan bahasa kasar dalam bahasa Sunda bukan sekadar ketika terjadi kemarahan. Namun, dalam suasana sangat akrab menjadi ciri khas jurus kata dan istilah bahasa kasar tersebut muncul. Eit, namun ada juga yang wajib dipahami bahwa untuk bisa berbahasa kasar kepada orang lain dalam bahasa Sunda wajib menerapkan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Tambahan, setiap wilayah di Tatar Sunda punya ciri khas istilah dan kosakata kasar yang mungkin tidak bisa dimaknai samai di daerah lainnya. Atau, bisa saja ada istilah/kata yang di daerah A sih termasuk bahasa akrab/pergaulan tapi di daerah D itu termasuk bahasa kasar.
1. Untuk suasana pergaulan, harus benar-benar akrab banget sehingga salah satunya tidak sakit hati mau dikatain binatang pun. Contoh prosesnya:
- Si A dan Si B adalah remaja cowok seumuran yang baru berkenalan karena dikenalkan teman si A. Pertemuan pertama mereka ngobrol agak halus.
Arti kata "kéhéd" itu sendiri. Dalam Kamus Basa Sunda yang disusun R. Satjadibrata, "kéhéd" mengandung arti 'sirit' alias alat kel*min lelaki.
- Monyét: biasa variasi jadi kunyuk.
- Gélo: artinya gila.
- Eusleum: rada gila
- Jurig: artinya hantu
- Boloho: artinya bodoh
- Sia dan aing: sebutan 'kamu' dan 'saya' bahasa kasar.
- Bangkawarah: artinya orang yang kurang ajar. (bangkar = tiada hasil, warah = pengajaran)
- Bebengok: kata kasar 'wajah', bahasa akrab beungeut, bahasa halusnya raray
- Teu gableg cedo: artinya tak punya pertimbangan antara baik dan buruk.
- Cucungik: hidung, bahasa akrabnya irung, bahasa halusnya pangambung
- Babangus: bahasa paling kasar dari 'mulut', diterapakan misalnya pada mulut anjing, bahasa akrabnya baham, kasar sungut
- Lebok: makan, bahasa akrabnya 'dahar' dan bahasa halusnya 'tuang'
- Nurustunjung: kelakuan jelek seseorang yang dilakukan bukan sekali saja dan berbeda-beda kasus
- Babadog: bahasa paling kasar untuk mencuri (bahasa akrabnya maok, maling, ngabangsat)
- Lolodok: makan (digunakan kepada binatang seperti bebek) bahasa akrabnya dahar dan halusnya tuang
- Modar: bahasa paling kasar untuk meninggal/mati, bahasa kasar lainnya paéh (untuk benda/binatang), bahasa akrabnya maot, bahasa halusnya ngantunkeun
- Mantog: untuk menyuruh orang yang dibenci 'pergi' yang bahasa halusnya angkat dan bahasa akrabnya indit.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS