Ada banyak cara masyarakat dalam menjalin keakraban atau mengisi waktu luang. Salah satunya dengan bermain tebak-tebakan atau teka-teki. Teka-teki merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang paling menarik karena selain dapat digunakan untuk “mengasah otak”, juga dapat dijadikan sebagai alat hiburan di waktu senggang.
Adapun di lingkungan masyarakat Sunda juga dikenal sastra lisan yang berbentuk teka-teki dengan sebutan tatarucingan. Tatarucingan merupakan seni adu pikir dan olah kata yang berkembang di masyarakat Sunda. Dilihat dari segi bentuknya, tatarucingan dan hiem terdiri atas dua bagian pertanyaan dan jawaban.
Kegiatan tatarucingan ini telah berlangsung turun temurun. Dalam perkembangannya, ada tatarucingan yang termasuk garing alias itu-itu saja (mudah diterka). Namun ada juga yang mengolahnya jadi lebih variatif, misalnya materinya disesuaikan dengan keadaan zaman sekarang. Lebih dari itu, berkembang juga tatarucingan versi plesetan.
Sementara untuk tema tatarucingan yang diangkat, bisa berupa hal berbau logika, plesetan, sosial, seni, lingkungan, agama, dll. Namun kebanyakan, kegiatan tatarucingan ini untuk dijadikan sarana hiburan menjalin keakraban.
Berikut ini beberapa contoh tatarucingan Sunda beserta jawaban dan artinya:
(Apa coba, ke lubang kecil bisa keluar, tapi ke lubang gede bisa keluar?)
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS