Bandung adalah kota yang dinamis, dimana dari waktu ke waktu ada perubahan. Hal ini baik dari bangunan-bangunan, tempat wisata, sampai tempat belanja. Sekarang Bandung makin moncer sebagai kota destinasi wisata di Jawa Barat yang menghadirkan aneka suguhan buat wisatawan piknik akhir pekan atau musim liburan.
Bagi generasi sekarang, apa yang ada di Bandung kini punya cerita tersendiri bagi generasi 1980-1990an. Waktu itu, Bandung masih menjadi kota yang lalu lintasnya tidak semacet sekarang. Pun begitu bangunan-bangunan yang ada jadi daya tarik tersendiri. Era dimana bioskop dari kelas atas sampai kelas bawah hadir di berbagai titik di Kota Bandung. Juga tempat-tempat wisata alam benar-benar alami, belum sebanyak sekarang dimana banyak tempat wisata yang dibangun di kawasan Lembang dan Ciwidey.
Berikut ini tempat-tempat yang pernah ngehits di Bandung era tahun 1980-1990an:
1. Gedung Palaguna Nusantara
Inilah mall di Alun-Alun Bandung yang pernah jadi primadona di zamannya. Kini, sudah rata dengan tanah jadi tempat parkiran. Lokasinya di sebelah timur Taman Alun-Alun Masjid Raya Bandung atau seberang Gedung PLN Cikapundung yang sekarang jadi tempat mangkal street cosplayer hantu-hantu.
Tempat ini merupakan pusat perbelanjaan modern pertama yang mulai beroperasi pertengahan tahun 1980-an. Gedung ini terdiri dari empat lantai, dilengkapi dengan eskalator pertama di kota Bandung, lantai 1 diisi pedagang kain, pakaian, sepatu, tas, lukisan dan batu akik.
Sedangkan lantai 2 beroperasi Matahari Departement Store. Di lantai 3 ada bioskop Nusantara dan Palaguna, Hero Super Market dan restoran cepat saji CFC. Pada lantai paling atas tempat bermain sepatu roda kemudian berubah jadi Timezone. Di basement terdapat tempat parkir, mushola, dan terdapat sumur Bandung sebagai situs sejarah berdirinya kota Bandung. Persis di pinggirnya, terdapat aliran Sungai Cikapundung. Pada saat itu Palaguna Plaza menjadi tujuan warga Bandung dan sekitarnya untuk belanja, menonton film bioskop, makan, atau sekedar jalan-jalan. Pusat perbelanjaan Palaguna juga pernah jadi tempat syuting film Kabayan Saba Kota.
2. Bioskop Dian
Lokasinya dekat Palaguna Nusantara di sebelah selatan, dekat Pendopo Bandung. Bioskop ini pernah jadi salah satu primadona hiburan pada masanya. Saat itu, di kawasan Alun-Alun tercatat setidaknya terdapat lima gedung bioskop, diantara bioskop-bioskop tersebut terdapat bioskop bernama Radio City yang kemudian berubah nama menjadi Bioskop Dian. Walaupun bangunan Bioskop Dian telah dijadikan arena futsal sejak pertengahan tahun 2000, pengelola bangunan dilarang keras untuk membongkar atau merubah bentuk bangunan.
3. King's Shopping Centre
Lokasinya di Alun-Alun dekat Yogya Kepatihan dan kini ditata ulang. Pada era 80-90an, tempat shoping ini biasa dikunjungi khusus bagi yang niat berbelanja. Juga mereka yang setelah pulang nonton dari Palaguna Nusantara atau yang sudah nonton di bioskop Galaxy. Nah, yang lebih ramai lagi tentunya saat menjelang Lebaran. Dipastikan King's Shopping Centre akan penuh sesak oleh pengunjung.
Pengunjung biasa mencari pakaian biasa, busana muslim, hingga sepatu. Belum lagi di dalamnya ada area permainan anak yang biasa juga ramai oleh riuh suara barudak. Bahkan setiap menjelang Lebaran, polisi menutup jalan di sekitar lokasi lantaran membludaknya masyarakat yang berbelanja.
4. Cibadak Mall (Cimol)
Sebelum pindah ke Gedebage, dulu Cimol ada di Jalan Cibadak (dekat Pasar Baru). Ini merupakan sentra pakaian bekas branded dan berkualitas. Sekarang, Jalan Cibadak sudah ditata dengan konsep ala Pecinan dan menjadi salah satu akses ke tempat wisata Chinatown Bandung. Adapun ruko-ruko yang menjual aneka produk masih berdiri. Dulu, sebelum Cimol bubar, di depan ruko-ruko tersebut merupakan tempat PKL berjejer sepanjang jalan Cibadak.
5. Taman Hiburan Cicadas
Era 80-90an, populer dengan nama bioskop misbar yang artinya kalau gerimis bubar karena area bioskop tidak beratap. Jadi disamping menonton film sekaligus melihat bintang di langit. Di kota Bandung bukan hanya satu bioskop misbar semacam Taman Hiburan Cicadas itu, akan tetapi ada banyak yaitu “Taman Senang” di Pagarsih, “Taman Siliwangi” di Astana Anyar, “Warga” di Cihaurgeulis, “Taman Riang”, “Tjoblong”, “Setia”, “Taman Sahati”, “Marga Senang”, “Wargi”, dan “Taruna”. Bioskop misbar Taman Hiburan Cicadas Bandung berlokasi diantara dua jalan, jadi pintu masuk ke lapangan tempat nontonnya ada dua bisa dari jln Raya Timur atau jln Kiaracondong.
6. Bioskop Regent
Bagi yang hobi lalajo film, bioskop di Jalan Sumatera nomor 2 ini terkenal di kalangan pelajar dan mahasiswa di Kota Kembang karena harga tiketnya dianggap terjangkau. Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota juga merupakan salah satu poin tambahan untuk bioskop ini. Bioskop ini pada akhirnya tidak mampu bertahan dalam persaingan melawan bioskop-bioskop modern dan aneka hiburan digital era kekinian dan harus menutup usia di sekitar bulan Juli tahun 2011.
7. Pasar Elektronik Cikapundung
Bagi yang sedang jalan-jalan di Alun-Alun Bandung (Taman, Gedung Merdeka, atau Braga) sekali-kali bisa menyambangi pasar ini. Lokasinya dekat Gedung Merdeka ke arah utara dekat Jln. Braga. Di sini pada era kejayaannya, dikenal dengan pasar elektronik. Sekarang lebih dikenal sebagai Pasar Barang Antik Cikapundung. Bagi yang ingin mengoleksi TV, radio, vinyl, kaset, telepon, kursi, mesin jahit, uang, kamera, atau barang-barang jadoel antik lainnya kini bisa mencarinya di sini. Namun, beberapa toko elektronik juga masih bertahan di sini.
8. Bandung Indah Plaza (BIP)
Bagi generasi muda 80-90an, rasanya belum "sah" jadi kawula muda Bandung kalo belum ke BIP. BIP biasa jadi tempat nongkrong, main games, nonton bioskop, belanja, sampai main games. Namun kini, persaingan mall berkonsep seperti BIP ini telah menjamur di Bandung. Dan nama BIP pun tidak semoncer di era tersebut.
BIP didirikan pada akhir tahun 80-an, mulai buka tahun 1989 dan secara resminya dibuka pada 19 Agustus 1990. BIP sekarang sudah mengalami perluasan dan renovasi bangunannya, serta berpindah management/pemilik lama ke yang pemilik baru disertai dengan perubahan konsep baru pula. Di mall ini terdapat beberapa tenant seperti Toserba Yogya (ditutup pada 2009), Hypermart, Matahari Department Store, BIP, Pizza Hut, Timezone, dan lain-lain. Mall ini terintergrasi dengan hotel Hyatt Regency Bandung.
9. GOR Saparua
8. Bandung Indah Plaza (BIP)
Bagi generasi muda 80-90an, rasanya belum "sah" jadi kawula muda Bandung kalo belum ke BIP. BIP biasa jadi tempat nongkrong, main games, nonton bioskop, belanja, sampai main games. Namun kini, persaingan mall berkonsep seperti BIP ini telah menjamur di Bandung. Dan nama BIP pun tidak semoncer di era tersebut.
BIP didirikan pada akhir tahun 80-an, mulai buka tahun 1989 dan secara resminya dibuka pada 19 Agustus 1990. BIP sekarang sudah mengalami perluasan dan renovasi bangunannya, serta berpindah management/pemilik lama ke yang pemilik baru disertai dengan perubahan konsep baru pula. Di mall ini terdapat beberapa tenant seperti Toserba Yogya (ditutup pada 2009), Hypermart, Matahari Department Store, BIP, Pizza Hut, Timezone, dan lain-lain. Mall ini terintergrasi dengan hotel Hyatt Regency Bandung.
9. GOR Saparua
Ini jadi salah satu saksi bisu bagaimana Bandung bisa dikenal sebagai Kota Musik. Pada era 80-90an, hampir seminggu sekali di area tersebut digelar pertunjukan musik. Untuk di dalam GOR Saparua biasanya digelar musik-musik cadas dari barudak underground. Sementara di bagian luar alias Lapangan Saparua biasanya digelar musik pop. Kebanyakan kegiatan di area ini digelar oleh event organizer, radio-radio, sampai stasiun televisi.
Di sinilah tempat ngariungnya anak muda Bandung kala itu. Acara pertunjukan musik pun biasa diisi band pembuka dari band anak muda Bandung. Juga di area kadang digelar stand-stand dan berkumpulnya komunitas motor buat meramaikan acara. Kini kawasan GOR Saparua dikenal sabagai salah satu tempat olahraga jogging selain Lapangan Gasibu.
10. Toko Kaset Aquarius Dago
Jalan Dago dari era 80-90an jadi tempat nongkrong anak-anak muda. Di era tersebut, setiap malam Minggu dipastikan sepanjang jalan ini hidup. Dago biasa jadi titik kumpul komunitas motor sampai tempat mangkal OB Van radio-radio anak muda Bandung. Dan salah satu lokasi favorit anak muda Bandung waktu waktu itu adalah toko kaset Aquarius. Sebelum beli kasetnya, bisa menjajal dulu dengerin lagu sample dengan memutar kaset dan didengarkan dengan headphone.
11. Romano Plaza dan Parahyangan Plaza
11. Romano Plaza dan Parahyangan Plaza
Bagi anak-anak maupun remaja era 80-90an Romano Plaza dan Parahyangan Plazamenjadi tempat favorit. Adalah NASA yang menjadi tempat favorit main sepatu roda di Romano Plaza bagi anak Bandung tahun 80-90an. Tak kalah menarik, di plaza ini bisa mencoba naik lift warna hijau berbentuk kapsul. Setelah capek dan lapar, bisa makan kupat tahu atau mie ayam di depannya yakni di Jln. Alkateri.
Jika ingin uji nyali, bisa ke Parahyangan Plaza untuk mengunjungi wahana rumah hantu, rumah kaca, atau bombom car. Di tempat yang kini jadi sentra distro tersebut, dulu jadi tempat main games dingdong. Yang ingin main, tinggal ke kasir dan menukarkan uang dengan koin.
12. Taman Alun-Alun
12. Taman Alun-Alun
Yang lagi jalan-jalan di Alun-Alun, untuk melepas penat, bisa bersantai sejenak di Taman Alun-Alun. Dulu taman ini belum serapi sekarang dengan hadirnya rumput sintetis juga penataan parkir dan para PKL.
Dulu era 80-90an, berfoto di depan air mancur Taman Alun-Alun jadi pengalaman tersendiri. Jika tak membawa alat potret sendiri (yang masih memakai klise), bisa minta difoto sama tukang foto Polaroid. Diam bergaya, klik, foto instant pun keluar dan si tukang foto akan mengibas-ngibaskan foto langsung jadi tersebut.
Saat nongkrong di bangku besi atau di tangga masjid, harus siap didatangi pedagang asongan atau pengemis. Bahkan, jika sedang sial, di WC umum yang ada di bawah taman kerap terjadi aksi pemalakan. Saat Jumatan, jalan di depan Masjid Agung (bawah tangga penyeberangan) biasa dipakai tempat sholat berjamaah dengan beralaskan koran. Pedagang kantong keresek pun lalu lalang menawarkan dagangannya buat wadah sandal atau sepatu jamaah.
Menjelang malam hari, kadang para kupu-kupu malam pun beredar menawarkan diri di taman ini. Walau letaknya persis jadi halaman Masjid Agung, tak jarang juga dulu tempat ini jadi ajang adu nasib dengan permainan adu taruhan di bawah pohon rindang. Jika ingin makan berat, pesan makanan ringan, atau ingin menyeruput segelas kopi bisa memesan ke para pedagang asongan atau pedagang PKL matuh dagang di sana.
Dulu era 80-90an, berfoto di depan air mancur Taman Alun-Alun jadi pengalaman tersendiri. Jika tak membawa alat potret sendiri (yang masih memakai klise), bisa minta difoto sama tukang foto Polaroid. Diam bergaya, klik, foto instant pun keluar dan si tukang foto akan mengibas-ngibaskan foto langsung jadi tersebut.
Saat nongkrong di bangku besi atau di tangga masjid, harus siap didatangi pedagang asongan atau pengemis. Bahkan, jika sedang sial, di WC umum yang ada di bawah taman kerap terjadi aksi pemalakan. Saat Jumatan, jalan di depan Masjid Agung (bawah tangga penyeberangan) biasa dipakai tempat sholat berjamaah dengan beralaskan koran. Pedagang kantong keresek pun lalu lalang menawarkan dagangannya buat wadah sandal atau sepatu jamaah.
Menjelang malam hari, kadang para kupu-kupu malam pun beredar menawarkan diri di taman ini. Walau letaknya persis jadi halaman Masjid Agung, tak jarang juga dulu tempat ini jadi ajang adu nasib dengan permainan adu taruhan di bawah pohon rindang. Jika ingin makan berat, pesan makanan ringan, atau ingin menyeruput segelas kopi bisa memesan ke para pedagang asongan atau pedagang PKL matuh dagang di sana.
---------------
Artikel lainnya seputar Kenangan Bandung Tahun 80-90an LIHAT DI SINI
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS