Kenangan Suasana Ramadan di Alun-Alun Bandung Tahun 80-90an



Alun-alun Bandung 90an

Bagi urang Bandung, momen bulan puasa jaman baheula pasti punya kenangan tersendiri. Salah satu lokasi yang jadi favorit dikunjungi waktu itu adalah kawasan Alun-alun Bandung. Alun-alun Bandung era 80-90an merupakan titik kumpul warga Bandung buat ngabuburit atau belanja kebutuhan buat Lebaran, terutama fashion. Suasana Bandung waktu itu belum sesemrawut sekarang, terutama dari urusan kemacetan lalu lintas.

1. Ngabuburit di Taman Alun-Alun Bandung
Kegiatan ngabuburit di bulan Ramadan adalah menunggu waktu berbuka puasa. Ngabuburit sendiri berasal dari kata "burit" yang artinya senja hari menjelang adzan magrib. Kegiatan ngabuburit warga Bandung era tersebut biasanya akan semakin ramai saat akhir-akhir bulan puasa atau menjelang Lebaran. Warga Bandung biasa datang dari berbagai arah, baik itu dari Timur, Barat, Selatan, maupun Utara.

Tempat yang biasa dijugjug atau didatangi yang jadi favorit adalah Taman Alun-Alun. Jangan bayangkan taman depan Masjid Agung tersebut seperti sekarang yang bisa gogoleran (rebahan) di tengah taman dengan rumpu sintetisnya. Dulu titik tengah Taman Alun-Alun adalah adanya air mancur. Dan air mancur inilah jadi spot favorit buat berfoto-foto plus dengan latar belakang Gedung BRI Tower.

LIHAT JUGA:
Video Kenangan Bandung Tahun 80-90an TONTON DI SINI

Tukang foto keliling akan menawarkan jasa memotret. Hasil fotonya biasa berupa foto Polaroid yang langsung jadi ataupun dicetak terlebih dahulu. Bila dicetak, cukup memberikan alamat Anda ke tukang foto keliling dan nantinya akan dikirim ke rumah via pos. Mungkin Anda yang sampai sekarang ada yang masih menyimpan foto kenangan di air mancur tersebut?

2. Main Dingdong sampai sepatu roda
Di zaman permainan console jadul, main dingdong dengan cukup memasukkan uang Rp100 jadi hiburan anak-anak dan remaja. Di Alun-alun Bandung alat permainan bisa dijumpai di Parahyangan Plaza, bawah Palaguna, sampai Romano Plaza. Namun buat tempat terakhir, nama wahana NASA adalah favorit tersendiri bagi yang ingin ngabuburit sambil main sepatu roda. Wahana lainnya yang jadi favorit adalah bombom car.

3. Menjamurnya tukang dagang

Pada era 80-90an, bulan Ramadan adalah momentum para pedagang untuk mengais rejeki. Bukan hanya tenant-tenant di mall, tentunya juga para pedagang kaki lima. Eit, bukan hanya itu dari tukang antena indoor sampai cream pemutih turut serta meramaikan Alun-Alun Bandung waktu itu. Siapa yang pernah kena "jebakan" tukang Seger Snow Vanisihing Cream di trotoar arah ke Alun-Alun? Pikasebeleun pisan kan?

Pedagang kaki lima lainnya yang biasa ramai, dari yang jualan tas, dompet, ikat pinggang, kupluk,  poster, kaset bekas, buku dan majalah bekas, kopiah haji, sampai tukang nasi bungkus dan kolak buat buka puasa. Bahkan para tukang judi keprok pun tak mau ketinggalan dengan memasang lapak, biasanya di sebelah selatan taman dekat pohon beringin. Keramaian di Alun-alun pun kerap diisi dengan tukang obat dan para pengemis.

4. Belanja baju di mall dan Cimol
Bila akhir-akhir bulan puasa, nama King's Shopping Center, Parahyangan Plaza, Pasar Kota Kembang, Palaguna Nusantara,  Robinson, hingga Istana Sepatu jadi tujuan warga Bandung belanja di era 80-90an. Dan tentunya saat belanja pakaian Lebaran, lagu-lagu religi dari group musik Bimbo selalu jadi theme song yang diputar di speaker ruangan mall.

Lokasi lainnya di sebelah barat Alun-alun, ada Pasar Baru, Gang Tamim, sampai Cimol. Kalo belanja di mall, siap saja pasedek-sedek karena berjibunnya orang yang belanja. Bau keringat dan suara adu tawar bersipadu. Bila ingin lebih gaya saat Lebaran, beli pemutar kaset Walkman atau celana Alien Workshop jadi pilihan kaum remaja.

5. Waktu adzan Magrib tiba
Menjelang adzan magrib berkumandang dari Masjid Agung Bandung, biasanya suasana tambah ramai. Apalagi pedagang pakaian muslim di dekat halaman Masjid Agung akan lebih ramai menawarkan dagangannya. Plus tukang kantong keresek dan ibu-ibu yang dagang kolak dan nasi bungkus.

Para pengunjung Alun-alun Bandung siap siaga dengan membeli aneka makanan pembuka. Bila tidak ingin riweuh, bisa duduk manis aja di dalam Masjid Agung. Aneka makanan iftar biasa telah disediakan oleh pihak DKM Masjid Agung. Sementara yang lainnya akan memburu tempat-tempat makan seperti Warung Nasi Ampera di Terminal Kebon Kalapa atau Warung Nasi Ibu Imas di Jln. Balong Gede.

Keramaian Alun-alun Bandung akan menyurut seiring buka puasa selesai. Tak sedikit warga yang ikut salat tarawih di Masjid Agung Bandung. Bagi yang sudah jalan-jalan atau belanja, pulang kembali ke rumah masing-masing dengan naik angkot, bus DAMRI, atau mobil omprengan yang standby di seberang BRI Tower atau taman Alun-alun sebelah utara.

Bagi yang belum puas, bisa melanjutkan belanja ke daerah Tegallega. Di sini pun tak kalah ramai dengan para pedagang kaki lima dan penjual makanan. Bagi anak-anak, di Taman Tegallega sebelah selatan tempat asyik buat menonton Haji Geyot menabuh beduk.

---------------
Artikel lainnya seputar Kenangan Bandung Tahun 80-90an LIHAT DI SINI

-----------

Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS