Kegiatan kuliner dalam setiap masyarakat punya ciri khas dan istilah-istilah tersendiri. Begitu pula dalam kehidupan masyarakat Sunda, kegiatan kuliner menjadi tradisi masyarakat yang punya keunikan tersendiri. Untuk urusan kuliner, dalam masyarakat Sunda ada dari mulai nama-nama makanan, cara memasak, bumbu, hingga kebiasaan makan bersama sebagai perekat silaturahmi.
Selain sebagai kebutuhan pokok sehari-hari, kuliner dalam masyarakat Sunda bisa dijumpai dalam acara khusus seperti hajatan, menjelang momen tertentu (misal menjelang puasa atau lebaran), hingga penganan tradisional. Kuliner dalam masyarakat Sunda memang tidak bisa dipisahkan dari segi kebutuhan dan kreativitas serta inovasi dalam membuat makanan tradisional.
Tak heran bila makanan dari Tatar Sunda juga turut memperkaya khazanah kuliner Nusantara. Di era kekinian pun, kuliner Sunda mendapatkan tempat dalam sektor wisata. Entah itu kuliner ala pilemburan yang disajikan di rumah makan atau restoran berkonsep tradisional. Atau juga penganan/camilan khas Sunda yang naik daun dan disukai wisatawan, seperti surabi, kupat tahu, bandros, bandrek, bajigur, dan lainnya. Bahkan nama-nama kuliner pun turut "didokumentasikan" oleh beberapa seniman dalam judul lagu, seperti "Peuyeum Bandung", "Surabi Haneut", "Cikopi jeung Bala-Bala", "Bandrek Bajigur", "Borondong Garing", dan lagu lainnya.
Nah, bila Anda yang penasaran dengan istilah-istilah kuliner dalam bahasa Sunda, berikut ini semoga bisa menambah perbendaharaan Anda dalam belajar bahasa Sunda. Istilah-istilah berikut dari proses memasak, nama-nama makanan, hingga cara menikmati makanan.
Istilah di dapur/mengolah makanan:
- Sangu: nasi
- Réméh: butiran nasi
- Nyangu: menanak nasi
- Naheur cai: menjerang air
- Asak: sudah masak
- Bungbu: bumbu
- Ngagolak: mendidih (air panas)
- Sahéng: air mulai panas akan mendidih
- Tutung: masakan gosong
- Seuneu: api
- Ngaréndos: mengulek bumbu
- Béas: beras
- Ngulub: merebus (misal merebus singkong) / asal kata dari kulub = rebus
- Haneut: hangat
- Ngumbah wadah: mencuci peralatan dapur (piring, mangkuk, sendok, panci, dll.)
- Dibeuleum: dibakar
- Diseupan: ditanak
- Ngisikan: mencuci beras yang akan ditanak
- Seungit: wangi
- Dahar: makan
- Tuang: bahasa halus "makan" untuk orang lain
Contoh: Bapa sareng Ibu nuju tuang di réstoran (Bapak dan ibu sedang makan di restoran)
- Neda: bahasa halus "makan" untuk diri sendiri
Contoh: Abdi tadi tos neda di warteg (Saya tadi sudah makan di warteg)
- Ngeunah: enak (bahasa halusnya énak)
- Teu ngeunah: tidak enak
- Nyapék: mengunyah makanan
- Seubeuh: kenyang (bahasa halusnya wareg)
- Teurab: sendawa (karena perut kekenyangan)
- Deungeun sangu: lauk (misal masakan sayur, daging, dll.)
- Nginum: minum
- Kabeureuyan: keselek (misal oleh tulang ikan)
- Amis: rasanya manis
- Pait: rasanya pahit
- Kesed: rasanya kesat
- Rewog: lahap/makannya banyak
- Ngalimed: fokus makan dengan lahap
- Ancin: makannya sedikit-sedikit
- Botram: makan bersama dengan membawa makanan masing-masing dari rumah
- Bancakan: makan bersama di mana makanan telah disediakan atau dimasak bersama (misal oleh tuan rumah atau dengan ngaliwet)
- Ngariung: ngumpul bareng
- Parasmanan: prasmanan atau buffet, cara penyajian makanan dalam pesta maupun restoran dengan meletakkan makanan pada meja panjang dan pengunjung mengambil sendiri menu yang diinginkan
- Munggahan: makan bersama menyambut datangnya bulan suci Ramadhan (di daerah lain ada yang menyebutnya cucurak)
- Balakécrakan: kegiatan berkumpul bersama sambil makan-makan dalam suasana yang riang gembira,
Istilah nama makanan/penganan dan minuman:
- Sangu timbel: nasi timbel, masakan biasanya dibuat dari beras bagolo atau beras merah campuran yang dimasak dengan bungkus daun pisang.
- Liwet: nasi yang dimasak di kastrol/panci
- Bakakak hayam: masakan ayam utuh yang dibumbui
- Sangu tutug oncom: makanan yang dibuat dari nasi yang diaduk dengan oncom goreng atau bakar
- Pais: pepes (misal pepes ikan atau pepes ayam)
- Rewog: lahap/makannya banyak
- Ngalimed: fokus makan dengan lahap
- Ancin: makannya sedikit-sedikit
- Botram: makan bersama dengan membawa makanan masing-masing dari rumah
- Bancakan: makan bersama di mana makanan telah disediakan atau dimasak bersama (misal oleh tuan rumah atau dengan ngaliwet)
- Ngariung: ngumpul bareng
- Parasmanan: prasmanan atau buffet, cara penyajian makanan dalam pesta maupun restoran dengan meletakkan makanan pada meja panjang dan pengunjung mengambil sendiri menu yang diinginkan
- Munggahan: makan bersama menyambut datangnya bulan suci Ramadhan (di daerah lain ada yang menyebutnya cucurak)
- Balakécrakan: kegiatan berkumpul bersama sambil makan-makan dalam suasana yang riang gembira,
Istilah nama makanan/penganan dan minuman:
- Sangu timbel: nasi timbel, masakan biasanya dibuat dari beras bagolo atau beras merah campuran yang dimasak dengan bungkus daun pisang.
- Liwet: nasi yang dimasak di kastrol/panci
- Bakakak hayam: masakan ayam utuh yang dibumbui
- Sangu tutug oncom: makanan yang dibuat dari nasi yang diaduk dengan oncom goreng atau bakar
- Pais: pepes (misal pepes ikan atau pepes ayam)
- Lauk: ikan
- Kiripik: keripik
- Kiripik: keripik
- Bala-bala: bakwan
- Géhu: singkatan toge tahu, dan sesuai namanya isinya pun toge. Namun biasanya ditambah juga dengan sayuran lain seperti kol, wortel dan bihun
- Cilok: makanan terbuat dari tapioka yang kenyal dengan tambahan bumbu pelengkap seperti sambal kacang, kecap, dan saus. Cilok bentuknya bulat-bulat seperti bakso
- Kurupuk: kerupuk
- Asinan: sayuran atau uah-buahan yang diawetkan dengan cara diasinkan atau diacar
- Lalab: lalapan, sayuran mentah disajikan dengan sambal
- Sambel: sambal (ada sambel goang, sambel tomat, sambel tarasi, dll.)
- Cimol: makanan ringan dibuat dari tepung kanji yang dibuat bulat-bulat. Cara membuatnya, adonan tepung kanji dibuat bulat-bulat, kemudian digoreng.
- Karédok: sayuran mentah dengan bumbu kacang
- Loték: sayuran rebus dengan bumbu kacang
- Doclang: ketupat, tahu dan telur rebus dengan siraman bumbu kacang dari Bogor
- Saté Maranggi: sate kambing atau domba khas Sunda dengan bumbu kecombrang, yang lebih khas lagi bahan dasarnya daging sapi dengan bumbu bacem manis ketumbar, yang terkenal maranggi dari Cianjur dan Purwakarta
- Baso tahu: mirip dimsum, tahu dan daging ikan kukus, sama dengan siomay Bandung
- Jalabria: makanan seperti donat, dibuat dengan tepung sagu dan dilumuri gula merah yang dicairkan
- Cihérang: air putih
- Cikopi: air kopi
- Bandros: kue tradisional ini terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut dan santan.
- Bajigur: minuman hangat bahan utamanya adalah gula aren dan santan. Untuk menambah kenikmatan dicampurkan pula sedikit jahe, garam, dan bubuk vanili.
- Bandrék: minuman hangat dengan bahan dasar jahe dan gula merah ditambah serutan kelapa
- Cendol: minuman terbuat dari tepung beras, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Di Jawa Tengah dikenal dengan nama es dawet.
- Es goyobod: minuman dingin yang berbasis pada santan yang mirip dengan es campur. Minuman ini terbuat dari es serut, santan, gula cair, dan sari pati kacang hijau yang dibekukan yang dikenal seabgai hunkwe. Bahan lainnya termasuk alpukat dan kelapa yang diparut.
Artikel Belajar Bahasa Sunda lainnya LIHAT DI SINI
Artikel Belajar Bahasa Sunda lainnya LIHAT DI SINI
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS