Kabupaten Bandung bukan saja dalam wisata keindahan alam. Kabupaten Bandung pun menyimpan potensi wisata kuliner terutama kopi. Beberapa lokasi di Kabupaten Bandung terkenal dengan hasil kopinya, di antaranta Kopi Puntang, Kopi Malabar Pangalengan, juga kopi dari kawasan Cilengkrang. Khusus kawasan yang terakhir, kini sedang dikembangkan menjadi Kampung Kopi.
Kampung kopi ini berada di Bukit Palasari Kecamatan Cilengkrang Terletak di Kawasan Bandung Utara, tepatnya di lereng Gunung Manglayang. Kopi di daerah tersebut memiliki ciri khas yakni arabika ‘kopi jalu’.
“Kopi Bukit Palasari Kecamatan Cilengkrang ini kita nobatkan sebagai Kampung kopi, dalam mendukung Bandung Seribu Kampung program pemerintah. Sebagai daerah yang pernah mendapat penghargaan bidang lingkungan ini, hampir di setiap pekarang rumah tumbuh 1-2 pohon biji berwarna coklat kehitaman,” ucapnya.
Kopi kolenang
Kolenang, akronim dari kopi Legok
Nyenang kata Bupati merupakan jenis arabika yang ditanam langsung warga
kampung ini dipasarkan dengan nama Kopi Palasari. Selain mendukung
potensi wilayah lanjut Bupati, program kampung kopi juga mendorong
masyarakat yang kebanyakan berprofesi petani itu untuk mengembangkan
distribusi kopinya bahkan hingga ke mancanegara.
"Komoditas kopi di Cilengkrang ini terbaik. Selain green bean-nya yang sudah terkenal hingga Perancis, tak ada salahnya kita kembangkan juga perekonomian melalui bimtek digital marketing, untuk pemasaran mendunia," tandasnya.
Dalam memaksimalkan hasil panen raya Kopi Arabika di Bukit Palasari, kolenang yang dihasilkan petani kopi Cilengkrang dari KTH (Kelompok Tani Hutan) Giri Senang, Desa Giri Mekar, Pemkab Bandung mendukung pembibitan hingga pemasaran dalam negeri, bahkan yang membanggakan, kopi dari sini pun masuk ke pasar Perancis.
Dukungan CSR
Selain dukungan dari Pemerintah melalui Dinas Pertanian tandas Bupati, pengembangan usaha kopi juga terbuka untuk program Coorporate Social Responsibility (CSR), seperti yang dilakukan PT Indocement beberapa waktu lalu.
Hal ini menurutnya tentu saja akan menyejahterakan petani juga berkembangnya usaha di Kampung kopi Cilengkrang. “Dalam pengembangannya, kita juga membuka peluang bagi CSR dari luar, yakni pembuatan Paving block areal cafe kopi, canopi dari baja ringan di arel cafe dan kanopi di gedung serba guna. Selain itu, akan dilakukan juga perbaikan areal pengupasan, pencucian kopi dan ruang serba guna,” ungkapnya.
Saat panen raya kopi Cilengkrang minggu lalu, Bupati mengapresiasi kolaborasi segitiga sempurna dalam keberhasilan kampung kopi Cilengkrang. Pemerintah, pengusaha dan masyarakat yang terdiri dari Dinas Pertanian, Kelompok Tani Hutan (KTH), Perhutani, Asosiasi Masyarakat Peduli Untuk Hutan (AMPUH), Kelompok wanita Tani (KWT) Kp. Legok Nyenang, tokoh masyarakat serta pihak-pihak yang proaktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ikut terlibat.
"Komoditas kopi di Cilengkrang ini terbaik. Selain green bean-nya yang sudah terkenal hingga Perancis, tak ada salahnya kita kembangkan juga perekonomian melalui bimtek digital marketing, untuk pemasaran mendunia," tandasnya.
Dalam memaksimalkan hasil panen raya Kopi Arabika di Bukit Palasari, kolenang yang dihasilkan petani kopi Cilengkrang dari KTH (Kelompok Tani Hutan) Giri Senang, Desa Giri Mekar, Pemkab Bandung mendukung pembibitan hingga pemasaran dalam negeri, bahkan yang membanggakan, kopi dari sini pun masuk ke pasar Perancis.
Dukungan CSR
Selain dukungan dari Pemerintah melalui Dinas Pertanian tandas Bupati, pengembangan usaha kopi juga terbuka untuk program Coorporate Social Responsibility (CSR), seperti yang dilakukan PT Indocement beberapa waktu lalu.
Hal ini menurutnya tentu saja akan menyejahterakan petani juga berkembangnya usaha di Kampung kopi Cilengkrang. “Dalam pengembangannya, kita juga membuka peluang bagi CSR dari luar, yakni pembuatan Paving block areal cafe kopi, canopi dari baja ringan di arel cafe dan kanopi di gedung serba guna. Selain itu, akan dilakukan juga perbaikan areal pengupasan, pencucian kopi dan ruang serba guna,” ungkapnya.
Saat panen raya kopi Cilengkrang minggu lalu, Bupati mengapresiasi kolaborasi segitiga sempurna dalam keberhasilan kampung kopi Cilengkrang. Pemerintah, pengusaha dan masyarakat yang terdiri dari Dinas Pertanian, Kelompok Tani Hutan (KTH), Perhutani, Asosiasi Masyarakat Peduli Untuk Hutan (AMPUH), Kelompok wanita Tani (KWT) Kp. Legok Nyenang, tokoh masyarakat serta pihak-pihak yang proaktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ikut terlibat.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS