Misbar, alias girimis bubar. Ini identik dengan suasana nonton layar tancap taun '70-'80-an dimana biasanya digelar pemutaran film di tanah lapang. Konsep jaman baheula ini diadopsi oleh salah satu rumah makan di Kota Bandung. Suasana misbar bisa dinikmati di pusat kota Bandung bernama Warung Misbar berdiri di tengah keramaian wisata belanja fesyen factory outlet Jalan LRE Martadinata (Jl Riau).
Warung Misbar diadaptasi dari suasana bioskop misbar jaman dulu. Tempat makan ini buka dari pukul 10.00 - 22.00 WIB. Dari area parkir, pengunjung disamput 3 poster besar layaknya poster-poster film yang sedang tayang atau yang akan datang. Benar-benar seperti akan masuk ke dalam sebuah bioskop. Di tengah ruangan ada sebuah amphiteater dengan layar terbuka sekitar 2x2 meter yang mempertontonkan film-film jadul yang dibintangi Benyamin, Adi Bing Slamet, Susana, Roma Irama, dan lainnya.
Di sebelah kiri ruangan, deretan menu-menu menggugah selera membuat perut keroncongan meminta untuk diisi. Tinggal ambil piring, mulai dari nasi hingga lauk pauk lengkap bisa kita pilih sesuai selera. Mulai dari daging sapi, ayam, aneka oseng sayuran, ikan asin, dan makanan khas Nusantara lainnya.
Di sebelah kiri ruangan, deretan menu-menu menggugah selera membuat perut keroncongan meminta untuk diisi. Tinggal ambil piring, mulai dari nasi hingga lauk pauk lengkap bisa kita pilih sesuai selera. Mulai dari daging sapi, ayam, aneka oseng sayuran, ikan asin, dan makanan khas Nusantara lainnya.
Konsep tempat makan seperti ini awalnya dari salah satu investor. Dia melihat tempat makan yang ada saat ini begitu-begitu saja. Akhirnya kita mengadaptasi tempat makan di pasar Bringharjo dan pakai konsep bioskop zaman dulu. Film-film yang diputar di Misbar merupakan film asli Indonesia tidak ada film luar negeri. Sengaja dipilih film Indonesia untuk memberikan apresiasi lebih pada tokoh film Indonesia.
Warung Misbar yang dibuka pada 25 Agustus 2012 ini, sangat sederhana dan minimalis. Seperti suasana pasar dan alun-alun kota yang dipindahkan ke dalam ruangan. Pengunjung menyantap makanan di kursi kayu yang telah didesain seperti kursi dan meja kayu usang. Di salah satu sudut, ada warung mini yang menyediakan aneka minuman. Di sinia kita bisa mencicipi kerak telor, tahu gejrot dan makanan tradisional lainnya. (Tim Liputan wisatabdg.com)
Warung Misbar yang dibuka pada 25 Agustus 2012 ini, sangat sederhana dan minimalis. Seperti suasana pasar dan alun-alun kota yang dipindahkan ke dalam ruangan. Pengunjung menyantap makanan di kursi kayu yang telah didesain seperti kursi dan meja kayu usang. Di salah satu sudut, ada warung mini yang menyediakan aneka minuman. Di sinia kita bisa mencicipi kerak telor, tahu gejrot dan makanan tradisional lainnya. (Tim Liputan wisatabdg.com)
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS