Sejarah komunikasi masyarakat tak lepas dari surat menyurat. Kini kebiasaan surat menyurat tersebut kian redup seiring dengan perkembangan kecanggihan teknologi. Bicara surat menyurat zaman dulu, kita tidak bisa melepaskan namanya pos. Untuk Kota Bandung, kehadiran kantor pos menjadi bagian yang vital. Salah satunya dengan adanya Kantor Pos Besar di Jalan Asia Afrika (Alun-alun Bandung) dan Museum Kantor Pos di dalam kawasan Gedung Sate.
Adapun jika Anda ingin melihat sejarah perkembangan pos, bisa mendatangi Museum Pos yang ada di sebelah kanan Gedung Kantor Pusat PT Pos Indonesia di Jalan Cilaki 73. Bangunannya tepat ada di sebelah timur Gedung Sate.
Merunut pada sejarah, Museum Pos dibuka di tahun 1931 dengan nama Museum Pos, Telegraf dan Telepon (PTT). Dulu, sebagian besar koleksinya berupa perangko dari dalam dan luar negeri. Setelah keadaannya yang kurang terawat selama Perang Dunia ke-II, dari tanggal 18 Desember 1980, koleksinya diusahakan untuk dilengkapi lagi dengan melakukan inventarisasi dan mengumpulkan benda-beda sejarah yang harus dijadikan koleksi museum.
Sekarang, Museum pos ini sudah dilengkapi gadget Win Audio tour guide, yang memudahkan pengunjung, untuk merasakan pengalaman berkeliling museum secara menyenangkan tanpa mengurangi nilai informasi edukasinya. Audio tourguide adalah seperangkat gadget yang memiliki tombol angka, dimana pengunjung dapat mendengarkan informasi audio, hanya dengan menekan angka sesuai dengan posisi obyek pamer.
Saat ini di Museum Pos Indonesia terdapat 50 obyek audio guide, dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Dengan adanya audio guide ini,diharapkan pengunjung semakin mencintai museum, karena informasi audionya sudah di sesuaikan dengan menambah suasana hiburan, fun dan edukatif.
Museum Pos dan Filateli
Jalan Cilaki No. 47, Bandung
Telepon:(022) 4206195
Museum kemudian diresmikan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Menparpostel) pada 27 September 1983, ketika Hari Bhakti Postel ke-30. Sampai pada masa itu, museum sudah memiliki koleksi benda-benda dan peralatan yang ada hubungannya dengan proses sejarah pos dari masa ke masa, selama lima masa pemerintahan yaitu dari masa Kompeni dan Bataafsche Republiek (1707-1803), masa pemerintahan Daendels (1808-1811), masa pemerintahan Inggris (1811-1816), masa pemerintahan Hindia Walanda (1866-1942), masa Jepang (1942-1945) dan masa Kemerdekaan.
Melewati museum itu bisa diketahui bahwa selama masa kemerdekaan, Pos Indonesia sekurang-kurangnya sudah lima kali ganti nama dan ganti lambang. awalnya Jawatan PTT (1945-1961), lalu jadi PN Postel (1962-1965), PN Pos dan Giro (1965-1978), Perum Pos dan Giro (1978-1995,) dan pada tahun 1995 jadi PT Pos Indonesia (Persero).
Melewati museum itu bisa diketahui bahwa selama masa kemerdekaan, Pos Indonesia sekurang-kurangnya sudah lima kali ganti nama dan ganti lambang. awalnya Jawatan PTT (1945-1961), lalu jadi PN Postel (1962-1965), PN Pos dan Giro (1965-1978), Perum Pos dan Giro (1978-1995,) dan pada tahun 1995 jadi PT Pos Indonesia (Persero).
Sekarang, Museum pos ini sudah dilengkapi gadget Win Audio tour guide, yang memudahkan pengunjung, untuk merasakan pengalaman berkeliling museum secara menyenangkan tanpa mengurangi nilai informasi edukasinya. Audio tourguide adalah seperangkat gadget yang memiliki tombol angka, dimana pengunjung dapat mendengarkan informasi audio, hanya dengan menekan angka sesuai dengan posisi obyek pamer.
Saat ini di Museum Pos Indonesia terdapat 50 obyek audio guide, dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Dengan adanya audio guide ini,diharapkan pengunjung semakin mencintai museum, karena informasi audionya sudah di sesuaikan dengan menambah suasana hiburan, fun dan edukatif.
Museum Pos dan Filateli
Jalan Cilaki No. 47, Bandung
Telepon:(022) 4206195
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS