"Kunjungan Anda ke Bandung, belum lengkap jika belum ke Cihampelas!" Ya, Cihampelas seakan menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun luar negeri. Cihampelas adalah salah satu ikon wisata Kota Bandung. Tiap akhir pekan atau musim liburan, dipastikan tempat ini akan dipenuhi pengunjung juga "bonus" kemacetan yang menyertainya. Bus-bus dan kendaraan wisata lainnya berjejer parkir di pinggir jalan.
Cihampelas adalah kawasan belanja plus wisata yang menyimpan potensi sekaligus problematika yang belum jua terlihat solusinya sampai sekarang. Cihampelas telah menjadi kawasan para pengais rezeki sekaligus simbol kebanggaan para wisatawan yang berkunjung ke sana. Penataan yang kurang baik menjadikan kawasan ini tambah sareukseuk, kemacetan dan tukang dagang dadakan serta pembangunan yang sporadis seakan menjadikan kawasan Cihampelas sumber masalah baru di Kota Bandung. Sangat jauh, misalnya, jika kita bandingkan dengan kawasan Malioboro di Jogjakarta yang lumayan tertata apik.
Tidak jarang pituin urang Bandung sendiri ngutruk (mengomel) jika harus lewat kawasan ini. Semua seakan tumpang tindih, dari mulai toko jeans, penjaja kaos/souvenir, bangunan mall, "terminal" mobil travel, rumah makan, arus kendaraan yang pabaliut, tempat parkir dimana saja, hingga kondisi jalan yang kurang terurus dengan baik. Ini realita yang semestinya segera dibenahi oleh pihak terkait untuk mencitrakan kawasan Cihampelas sebagai tujuan wisata belanja yang "beradab". Bagaimanapun salah satu roh wisata Kota Bandung terletak di kawasan ini. Patut diingat pula, daerah ini buka hanya tempat FO atau toko perbelanjaan, di sini ada beberapa tempat pendidikan yang notabene ikut merasakan hiruk pikuk padatnya Cihampelas.
Cihampelas tempo dulu terutama awal terbentuknya kawasan ini tidak terlepas dari sejarah perjalanan kota Bandung. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Cihampelas yang termasuk dalam kawasan Bandung Utara dikondisikan untuk pemukiman orang Eropa. Pada masa itu gedung-gedung gaya romantik Belanda banyak berdiri di kawasan ini.
Penamaan kawasan dan jalan dengan nama Cihampelas diambil berdasarkan nama kolam pemandian yang ada di daerah ini, yakni kolam pemandian Cihampelas (yang sekarang sudah hilang). Pada saat pembuatan kolam, di sekitar tempat tersebut banyak terdapat pohon Hampelas (sejenis pohon berdaun kasar dan bisa digunakan sebagai penggosok). Sumber air yang digunakan untuk mengisi kolam berasal dari sekitar pohon tersebut hampelas tersebut.
Sekitar Tahun 1987-an satu demi satu rumah tinggal dikawasan ini berpindah tangan baik secara sistim beli maupun sewa. Perpindahan tangan tersebut ternyata menandai dimulainya kawasan Cihampelas sebagai salah satu tempat yang mencirikan kota Bandung, selain Cibaduyut sebagai kawasan sepatu. Kehidupan Cihampelas berubah, karena ternyata wisata dan pariwisata bukan hanya dapat menyuguhkan keindahan alam atau kekayaan suatu daerah, melainkan segala potensi yang layak dijual.
Kawasan jeans di Cihampelas sendiri gebrakannya dimulai pada tahun yang sama dengan berdirinya sebuah toko. Setelah dirasakan reaksinya bagus, kemudian mereka mengajak rekan-rekan dari pengusaha pabrik dan distributor untuk membuka usaha di tempat ini. Semakin besar minta pengusaha yang ingin membuka toko menyebabkan banyak rumah tinggal yang dikomersilkan.
Jalan Cihampelas kini tak pernah sepi. Memasuki kawasan ini ibarat memasuki kawasan dunia komik. Toko-toko yang berjejer memakai nama yang kerap mengingatkan kita pada tokoh-tokoh heroik seperti Superman, Batman, Rambo, Ultraman, dsb. Tentu, penamaan ini mungkin sebagai siasat bisnis tertentu yang mungkin juga pemiliknya eta-eta keneh.
Cihampelas tempo dulu terutama awal terbentuknya kawasan ini tidak terlepas dari sejarah perjalanan kota Bandung. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Cihampelas yang termasuk dalam kawasan Bandung Utara dikondisikan untuk pemukiman orang Eropa. Pada masa itu gedung-gedung gaya romantik Belanda banyak berdiri di kawasan ini.
Penamaan kawasan dan jalan dengan nama Cihampelas diambil berdasarkan nama kolam pemandian yang ada di daerah ini, yakni kolam pemandian Cihampelas (yang sekarang sudah hilang). Pada saat pembuatan kolam, di sekitar tempat tersebut banyak terdapat pohon Hampelas (sejenis pohon berdaun kasar dan bisa digunakan sebagai penggosok). Sumber air yang digunakan untuk mengisi kolam berasal dari sekitar pohon tersebut hampelas tersebut.
Sekitar Tahun 1987-an satu demi satu rumah tinggal dikawasan ini berpindah tangan baik secara sistim beli maupun sewa. Perpindahan tangan tersebut ternyata menandai dimulainya kawasan Cihampelas sebagai salah satu tempat yang mencirikan kota Bandung, selain Cibaduyut sebagai kawasan sepatu. Kehidupan Cihampelas berubah, karena ternyata wisata dan pariwisata bukan hanya dapat menyuguhkan keindahan alam atau kekayaan suatu daerah, melainkan segala potensi yang layak dijual.
Kawasan jeans di Cihampelas sendiri gebrakannya dimulai pada tahun yang sama dengan berdirinya sebuah toko. Setelah dirasakan reaksinya bagus, kemudian mereka mengajak rekan-rekan dari pengusaha pabrik dan distributor untuk membuka usaha di tempat ini. Semakin besar minta pengusaha yang ingin membuka toko menyebabkan banyak rumah tinggal yang dikomersilkan.
Jalan Cihampelas kini tak pernah sepi. Memasuki kawasan ini ibarat memasuki kawasan dunia komik. Toko-toko yang berjejer memakai nama yang kerap mengingatkan kita pada tokoh-tokoh heroik seperti Superman, Batman, Rambo, Ultraman, dsb. Tentu, penamaan ini mungkin sebagai siasat bisnis tertentu yang mungkin juga pemiliknya eta-eta keneh.
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS