Jika Anda berkesempatan jalan-jalan ke Kota Bandung, tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah bangunan museum yang terletak persis di seberang Lapang Tegallega (arah selatan Alun-Alun). Museum yang terletak di Jln. BKR No. 185 Bandung ini buka pada hari Senin sampai Jum’at mulai pukul 08.00–15.00 WIB, Sabtu–Minggu pukul 08.00–14.00 WIB. Pembangunan fisik museum ini dikerjakan tahun 1974 dengan mengacu pada rumah tradisional Jawa Barat, yaitu bangunan atap panjang dan rumah panggung yang dikombinasikan dengan arsitektur modern.
Museum ini dikelola oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan memanfaatkan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega. selanjutnya, museum ini diresmikan pada 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu, Daoed Joesoef. Mulanya museum ini dinamakan Museum Negeri Propinsi Jawa Barat. Namun selanjutnya, berganti nama menjadi Museum Sri Baduga. Penamaan museum ini diambil dari gelar salah seorang raja Pajajaran yang mengemban tugas tahun 1482-1521 Masehi; sebagaimana tertulis pada Prasasti Batutulis. Dan kemudian ditetapkan melalui Kepmendikbud nomor 02223/0/1990 tanggal 4 April 1990.
Koleksi Museum Sri Baduga lebih dari enam ribu buah. Koleksi tersebut dapat dikategorikan ke dalam sepuluh jenis:
1. Geologika, berisi koleksi dari bidang geologi, termasuk batuan, mineral, fosil, dan barang yang terbuat secara alami.
2. Biologika, berisi koleksi dari keilmuan biologi, di dalamnya ada tengkorak, tumbuhan, binatang, baik yang telah menjadi fosil ataupun yang masih utuh.
3. Etnografika, berisi koleksi dari bidang antropologi, merupakan barang hasil budaya atau menggambarkan identitas suatu bangsa.
4. Arkeologika, yaitu hasil budaya zaman purba, terutama yang bertalian dengan ilmu arkeologi.
5. Historika, yaitu koleksi yang memiliki nilai sejarah dan jadi objek penelitian sejarah.
6. Numisamatika/-heraldika, yaitu koleksi mata uang atau alat tukar yang sah. Heraldika adalah semua tanda jasa, lambang, dan tanda pangkat resmi (termasuk cap dan stempel).
7. Filologika, yaitu koleksi yang bertalian dengan ilmu filologi, merupakan naskah kuno terbuat dari tangan atau manuskrip.
8. Keramologika, koleksi yang terbuat dari tanah liat yang dibakar.merupakan barang mudah pecah.
9. Seni rupa, koleksi yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia melalui objek dua dimensi dan tiga dimensi.
10. Teknologika, koleksi yang menggambarlan per-kembangan teknologi dari yang tradisional hingga yang modern.
Dari enam ribu koleksi Museum Sri Baduga Maharaja Jawa Barat, 40% di antaranya merupakan koleksi yang berasal dari masa peradaban kebudayaan Cina di Tanah Air. Sedangkan sisanya yang 60% merupakan koleksi dari berbagai peradaban budaya bangsa Indonesia. Koleksi sisa dari peradaban Cina ini, antara lain gerabah, keramik, alat perhiasan, mebeler, dan alat rumah tangga. Bahkan, replika alat tranportasi berupa bendi dan kereta kencana merupakan sisa peradaban bangsa Cina ketika hidup di Tanah Pasundan.
Seluruh koleksi dari Museum Sri Baduga ini, selain dari hasil perburuan di sejumlah daerah di Jabar, juga merupakan hasil dari sumbangan masyarakat dan pembelian, termasuk koleksi peradaban bangsa Cina. Namun, sebagian besar koleksi yang ada merupakan hasil perburuan dan sumbangan dari masyarakat. Sedangkan koleksi dari hasil pembelian, jumlahnya sangat sedikit. Koleksi-koleksi yang dimiliki tidak terbatas pada bentuk realia (asli) saja, tetapi juga dilengkapi dengan koleksi replika, miniatur, foto, dan maket. Benda-benda koleksi tersebut selain dipamerkan dalam pameran tetap, juga didokumentasikan dengan sistem komputerisasi dan disimpan di gudang penyimpanan koleksi.
Barang-barang tersebut dipamerkan di tiga lantai, yang setiap lantainya memamerkan koleksi yang bertalian dengan sejarah alam dan budaya Jawa Barat:
- Lantai satu menampilkan perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Dalam tata pameran ini, sejarah alam yang melatarbelakangi sejarah Jawa Barat digambarkan dengan menampilkan benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa Prasejarah hingga zaman Hindu-Buddha.
- Lantai dua memuat materi pameran budaya tradisional berupa pola kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdagangan, dan transportasi, juga pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa,serta lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat.
- Lantai tiga, dimamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, serta keramik asing.
7. Filologika, yaitu koleksi yang bertalian dengan ilmu filologi, merupakan naskah kuno terbuat dari tangan atau manuskrip.
8. Keramologika, koleksi yang terbuat dari tanah liat yang dibakar.merupakan barang mudah pecah.
9. Seni rupa, koleksi yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia melalui objek dua dimensi dan tiga dimensi.
10. Teknologika, koleksi yang menggambarlan per-kembangan teknologi dari yang tradisional hingga yang modern.
Dari enam ribu koleksi Museum Sri Baduga Maharaja Jawa Barat, 40% di antaranya merupakan koleksi yang berasal dari masa peradaban kebudayaan Cina di Tanah Air. Sedangkan sisanya yang 60% merupakan koleksi dari berbagai peradaban budaya bangsa Indonesia. Koleksi sisa dari peradaban Cina ini, antara lain gerabah, keramik, alat perhiasan, mebeler, dan alat rumah tangga. Bahkan, replika alat tranportasi berupa bendi dan kereta kencana merupakan sisa peradaban bangsa Cina ketika hidup di Tanah Pasundan.
Seluruh koleksi dari Museum Sri Baduga ini, selain dari hasil perburuan di sejumlah daerah di Jabar, juga merupakan hasil dari sumbangan masyarakat dan pembelian, termasuk koleksi peradaban bangsa Cina. Namun, sebagian besar koleksi yang ada merupakan hasil perburuan dan sumbangan dari masyarakat. Sedangkan koleksi dari hasil pembelian, jumlahnya sangat sedikit. Koleksi-koleksi yang dimiliki tidak terbatas pada bentuk realia (asli) saja, tetapi juga dilengkapi dengan koleksi replika, miniatur, foto, dan maket. Benda-benda koleksi tersebut selain dipamerkan dalam pameran tetap, juga didokumentasikan dengan sistem komputerisasi dan disimpan di gudang penyimpanan koleksi.
Barang-barang tersebut dipamerkan di tiga lantai, yang setiap lantainya memamerkan koleksi yang bertalian dengan sejarah alam dan budaya Jawa Barat:
- Lantai satu menampilkan perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Dalam tata pameran ini, sejarah alam yang melatarbelakangi sejarah Jawa Barat digambarkan dengan menampilkan benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa Prasejarah hingga zaman Hindu-Buddha.
- Lantai dua memuat materi pameran budaya tradisional berupa pola kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdagangan, dan transportasi, juga pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa,serta lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat.
- Lantai tiga, dimamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, serta keramik asing.
Museum Sri Baduga
Jl. BKR No. 185 Bandung
Bandung - 40243
Jawa Barat, Indonesia
Telepon:
(022) 5210976
Jl. BKR No. 185 Bandung
Bandung - 40243
Jawa Barat, Indonesia
Telepon:
(022) 5210976
-----------
Baca info-info wisatabdg.com lainnya di GOOGLE NEWS